Senin, 20 Mei 2019

Melupa Atau Tidak Sama Sekali

Sudah genap 730,001 jam aku tidak lagi mengenalmu
Meski hanya melalui tatapmu
Banyak hari yang sudah kulalui dengan melihatmu tertawa dengan wanitamu

Dia,
Dia yang kini tengah menjadi alasanmu untuk tetap hidup dengan bahagia
Bersama dengan seribu tawa yang tercipta
Aku turut bahagia melihat dan mendengarnya

Aku akan melupa
Karena luka akan tetap ada jika bertahan pilihannya
Jangan takut aku akan mengganggumu dengan dia
Karena itu tidak akan pernah

Tapi, jangan pernah kembali
Meski kamu sudah tak dengannya lagi
Karena sulit bagiku untuk merasakannya kembali

Jika nantinya kamu menemuiku
Dan bercerita keluh dan kesahmu
Aku akan menjadi pendengar yang baik untuk itu
Tapi tidak untuk seperti dulu

Karena aku bukan lagi yang dulu
Bukan lagi yang memperjuangkanmu
Dan mempertahankanmu
Karena aku sudah tak lagi mengenalmu

Aku harap wanita mu selalu mengukir tawa setiap hari
Hingga adanya tetes air mata bahagia yang kalian rasakan suatu hari nanti
Berpikirlah sesuai yang kamu mau
Jangan pernah menyiksa dirimu

Aku akan bahagia dengan luka yang pernah aku rasa itu
Dan dengan segala cerita perih yang pernah ada antara aku dan kamu
Karena yakin ku,
Kelak ada seseorang yang benar-benar akan memahami rasaku
Dan membuatku lupa rasa sakit yang pernah ada dulu

Aku turut bahagia atas bahagiamu dengan dia

Rabu, 24 April 2019

Pernah

Aku pernah mencintai laki-laki dengan hebatnya
Mencintai sampai meluap dari wadahnya
Saking banyaknya

Aku mencintai tidak pada batas wajarnya
Lebih dari yang seharusnya
Bahkan aku tidak berpikir dua kali untuk melakukannya

Kurasa aku terlalu bodoh untuknya
Aku hanya berpikir bahwa aku cukup mencintainya
Lagi-lagi aku tidak peduli dengannya

Aku tidak lebih tau tentang perasaanya
Mencintaiku atau sebaliknya
Bodohnya, aku percaya bahwa dia memiliki rasa yang sama
Jatuh cinta denganku, nyaman bersamaku, dan menahan apa itu rindu saat kita tak bersua
Dan akhirnya, aku menganggap adanya kita

Hingga akhirnya aku mengetahui hal yang belum aku tahu
Betapa egoisnya aku dengan rasaku
Aku benar-benar jatuh dalam rasaku

Seolah menjadikan ku spesial
Tapi nyatanya tidak
Seolah aku menjadi tempat untuk pulang
Nyatanya hanya sebuah persinggahan

Semua usaha yang kulakukan seolah tak berujung manis
Dia semakin jauh, hilang seperti batu yang selalu terkikis karena air
Hal sederhana tak pernah lagi kita lakukan
Bercanda atau bertukar kabar pun tak lagi menjadi kebiasaan
Mungkin dia merasa sungkan,
Atau bahkan tak lagi menganggap ku ada

Memang sakit rasanya,
Ketika perkiraan tak sesuai dengan kenyataan
Ketika kebiasaan perlahan mulai tenggelam

Tapi, bukankah aku tidak bisa memaksakan?
Karena sepertinya, memang semua harus berjalan seperti seharusnya
Biarkan saja rasaku hilang dengan sendirinya
Jika tidak ada balas cinta,
Itupun tidak masalah

Banyak rasa yang akhirnya bercampur aduk
Penyesalan, kecewa, dan rasaku yang selalu datang dalam pikiranku setiap harinya
Sepertinya aku ingin melupakan
Tapi itu akan menyiksa

Aku pun tahu, sakit itu pasti adanya
Aku menyakiti diri sendiri, jika aku terus mencintainya
Aku hanya perlu menunggu
Aku hanya akan menanti, hingga rasa ini benar-benar berada dalam puncaknya

Sampai pada akhirnya aku benar-benar sadar
Bahwa, aku harus mematahkan hatiku karena rasaku yang terlalu sempurna

Dan untukmu
Tak ada kata lain kecuali terimakasih,
Aku pernah merasakam nyaman karena rasa yang sempurna untukmu.

Minggu, 14 April 2019

Obrolan biasa

Aku mulai mengenalmu karena ketidak sengajaan
Dan kamu pun mulai membuka hati secara perlahan
Hingga pada akhirnya, aku dan kamu menjadi kita
Dan yang kini hanya sebatas kata
Kita kembali menjadi manusia tanpa ada kata mesra
Kamu memulai obrolan dengannya
Lengkap dengan canda dan tawa
Hingga kenyamanan pun ada
Kamu tertawa dan dia membalas dengan senyum manja
Aku melihatnya dengan senyuman dan sedikit luka
Betapa semesta hanya milik kalian berdua
Tanpa pernah berfikir bahwa sebenarnya ada aku dan luka
Kita hanya sebuah kata dengan segala kehebatannya
Tanpa kamu perdulikan,
Aku masih mengingat semua ucapan tanpa jeda
Kamu dan dia, berawal dari obrolan biasa
Dan merubah seisi dunia
Aku dan kamu, berakhir dengan luka
Tanpa sekalipun bahagia
Karena semua hanya dengan obrolan biasa

Sabtu, 13 April 2019

Kiranya

Aku kira, aku masih akan menjadi perempuan tangguh
Nyatanya hanya sedikit ketangguhan ku yang tersisa
Aku kira, aku akan menjadi perempuan yang terbiasa dengan segala keadaan
Tapi nyatanya tidak
Entah tidak atau belum, aku hanya perempuan biasa
Tidak menjadi perempuan tangguh seperti yang kamu katakan
Tidak menjadi perempuan tangguh dengan segala keadaan
Tidak menjadi perempuan kuat saat ditinggalkan
Kamu tahu?
Kamu penyebabnya? Aku rasa tidak
Untuk kamu,
Apa kabar dengan perempuan mu?
Sudahkah kamu tersenyum untuknya?
Sudahkah kamu membuatnya tertawa?
Semoga berjalan begitu baik
Tidak seperti saat kamu dengan ku
Untuk kamu,
Siapapun perempuan itu
Berbahagialah kamu, karena kamu berhasil mendapatkan senyumnya
Percayalah, dia laki-laki baik yang pantas untuk kamu bahagiakan
Hanya saja aku sempat membuatnya terluka
Jagalah dia, sepertihalnya kamu menjaga martabatmu sebagai wanita
Jangan pernah melukai dia, seperti aku menyakiti nya
Tertawalah untuknya, karena itu bahagianya
Kamu pantas membuatnya merasa ada
Dan untuk aku,
Sudah lah.
Kamu pantas bahagia, walau sedikit sakit tersisa
Kamu pantas untuk tersenyum
Meski senyummu melihat dia bersama perempuan itu
Terimakasih
Hari-hariku terasa begitu menyenangkan




Kamis, 15 November 2018

Berdamai

Tidak ada yang tahu untuk lima menit kedepan kita akan bagaimana dan seperti apa. Semua berjalan dengan baik-baik saja, itu yang diharapkan. Sedikit tentang sebuah perasaan tidak ada yang bisa disalahkan.

Aku tidak merasa benar atau pun salah. Aku pun tidak menyalahkan kamu atau membenarkan. Aku juga tidak menyalahkan siapa pun. Karena tidak selayaknya aku menyalahkan.

Hanya saja beberapa kalimat yang aku ingat. Saat kamu bilang semua berjalan karena kebiasaan. Dan aku kira kamu sudah terbiasa dengan adanya dia yang selalu menjadikan mu prioritas.

Tapi tenang, aku sudah berdamai dengan semua keadaan. Berusaha berdamai dengan ada nya kamu atau tidak. Berdamai dengan keadaan dimana aku harus bisa menerima.

Aku bukan orang yang mudah melupa perihal perasaan. Bukan orang yang datang lalu pergi. Aku mempunyai cara untuk bertahan. Meski terkadang aku merasa tidak perlu untuk bertahan. Dan untuk apa.

Kita hanya perlu belajar dewasa. Belajar berdamai dengan keadaan. Berdamai disaat kehilangan.

Kuucapkan terimakasih terkasih.

Melupa Atau Tidak Sama Sekali

Sudah genap 730,001 jam aku tidak lagi mengenalmu Meski hanya melalui tatapmu Banyak hari yang sudah kulalui dengan melihatmu tertawa deng...